Wisnu Soehardjo Tambah Kepemilikan di PT Kawasan Industri Jorong
Tempias.com, JAKARTA – Wisnu Soehardjo kembali bersiap menambah kepemilikan sahamnya di PT Kawasan Industri Jorong (KIJ). Perusahaan yang berniat menggarap proyek strategis nasional Kawasan Industri Jorong.
Kawasan Industri Jorong berada di Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Proyek ini menjadi proposal Kementerian Perindustrian dalam proyek strategis nasional (PSN), berupa 14 kawasan industri baru di luar Pulau Jawa.
Wisnu sempat menguasai kawasan ini melalui Jorong Ford Development (JFD), meski demikian, pemerintah daerah mencabut izin lokasi JFD untuk Kawasan Industri Jorong pada 2020 lalu. Pemerintah sempat mencabut status proyek strategis nasional dari kawasan ini, namun dalam revisi PSN 2020-2024, kawasan ini kembali masuk.

Sementara itu, langkah Wishnu Soehardjo menambah kepemilikan sahamnya di KIJ direncanakan akan disahkan dalam RUPS Luar Biasa yang direncanakan pada 30 Desember 2022 mendatang.
“Menurut rencana, agenda RUPSLB kali ini adalah (1) meminta persetujuan penjualan saham bapak Heinrich Geluk Purbono kepada bapak H. Wisnu Soehardjo,” tulis Direksi Kawasan Indusri Jorong dalam pengumuman media yang diterbitkan Senin, 19 Desember 2022.
RUPS yang sama juga mengagendakan persetujuan perubahan direksi dan dewan komisaris. Termasuk perubahan alamat perusahaan.
Profil Kawasan Industri Jorong, Kalimantan Selatan
Dikutip dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Kawasan Industri Jorong, Kalimantan Selatan memiliki kebutuhan investasi total Rp 22,7 triliun.
Kawasan ini akan dibangun seluas 6.370 Hektare. KPPIP menyebut kawasan ini dirancang untuk mulai konstruksi pada 2020 lalu, sedangkan mulai beroperasi pada 2022 ini. Pihak yang bertanggung jawab mengawal proyek strategis nasional ini adalah Kepala Bappeda Kab. Tanah Bumbu dan Kasudit Wilayah II Kementerian Perindustrian. Akibat tidak ada kejelasan kelanjutan, kawasan ini kemudian dicabut izin lokasinya.
Selain PT. Jorong Ford Development yang dicabut izin lokasinya sejak 26 November 2020, nama lain sempat digadang gadangkan sebagai investor adalah Jababeka Group hingga PT. Mandala Pratama milik Tommy Soeharto. Meski demikian, belum satupun investor strategis itu jadi masuk ke kawasan ini meski akses pendukung seperti pelabuhan sudah berdiri. (Putra, O. Permana)