Membaca Peluang Dividen Unilever (IDX: UNVR) 2022 Saat Laba & Aset Turun!
Tempias.com, JAKARTA – PT Unilever Indonesia Tbk. (IDX: UNVR) mengumumkan membukukan laba Rp 5,71 triliun pada 2021 lalu. Turun 18,99 persen dibandingkan periode 2020 yang membukukan cuan Rp 7,05 triliun.
Demikian juga dengan aset perusahaan, meski Unilever masih membukukan laba triliunan, aset UNVR 2021 tercatat turun dari Rp 20,53 triliun menjadi Rp 19,06 triliun. Dengan kata lain kekayaan Unilever susut 7,16 persen pada tahun lalu.
Lalu apa penyebab laba dan aset Unilever turun pada 2021 lalu?
Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) yang menyerahkan hasil laporan auditor independen bertanggal 9 Februari 2022 mengungkapkan para akuntan independen yang memeriksa laporan keuangan UNVR meyakini memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini yang ditetapkan.
“Menurut opini kami, laporan keuangan [UNVR] tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perseroan tanggal 1 Desember 2021, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia,” tulis Budi Susanto dari KAP Siddharta Widjaja dan rekan.
BACA JUGA: Update Daftar Saham MSCI Indonesia 2022 dengan Masuknya Bank Jago (IDX: ARTO)
Dijabarkan laporan keuangan UNVR 2021 menunjukkan terjadinya penurunan penjualan bersih dari Rp 42,97 triliun menjadi Rp 39,54 triliun.
Catatan laporan keuangan Unilever Indonesia mencatat anjloknya penjualan bersih utamanya dari pendapatan pelanggan di dalam negeri. Tahun lalu, omset bersih yang dibukukan perusahaan dari London, Inggris itu mencapai Rp 37,84 triliun. Bandingkan dengan kinerja 2020 dimana UNVR mencapai penjualan di dalam negeri Rp 41,15 triliun. Susut 8 persen.
Demikian juga penjualan ekspor meski kontribusinya kecil, turun dari Rp 1,81 triliun menjadi Rp 1,69 triliun atau anjlok 7,1 persen.
“Penjualan kepada pihak berelasi [pada 2021] sejumlah Rp1,7 triliun [berbanding 2020: Rp1,85 triliun) terdiri atas penjualan ekspor sejumlah Rp 1,69 triliun (2020: Rp1,81 triliun) dan penjualan dalam negeri sejumlah Rp11,19 miliar (2020: Rp 36,96 miliar),” tulis laporan keuangan Unilever yang dipublikasikan Kamis, 10 Februari 2022.
Saat penjualan turun, Unilever terlihat menekan biaya. Pos pemasaran dan penjualan misalnya, ikut turun dari Rp 8,6 triliun menjadi Rp 7,86 triliun. Sedangkan beban umum dan administrasi dari Rp 4,35 triliun menjadi Rp 4,08 triliun.
Catatan laporan keuangan menunjukkan, Unilever memangkas hampir semua biaya baik untuk iklan dan riset pasar hingga perjalanan dinas dan jamuan. Biaya iklan dan jamuan misalnya, turun dari Rp 2,42 triliun menjadi Rp 2,18 triliun. Biaya promosi turun dari Rp 2 triliun menjadi Rp 1,73 triliun. Sedangkan biaya perjalanan dinas turun dari Rp 15,23 miliar menjadi Rp 6,18 miliar.
BACA JUGA: Ditinggal Hyamn, HK Metals (IDX: HKMU) Keukeh Lanjut Right Issue
Sedangkan untuk biaya yang dibayarkan ke Unilever di London baik untuk merek, teknologi, biaya jasa dan enterprise technology solution tidak banyak perubahan. Unilever Indonesia membayar jasa perusahaan dalam konglomerasi Unilever London tanpa melewati mekanisme dividen karena merupakan beban jasa sebesar Rp 3,06 triliun dari tahun sebelumnya Rp 3,28 triliun. Jumlah ini setara dengan 75,06 persen beban umum dan administrasi dari sebelumnya 75,35 persen.
“Definisi dan perhitungan nilai penjualan yang menjadi dasar penentuan nilai royalti setiap tahunnya, telah didefinisikan secara rinci di dalam masing-masing perjanjian,” tulis UNVR dalam catatan keuangannya.
Dengan realisasi ini maka laba UNVR per lembar menjadi Rp 151. Turun dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 188.
Potensi laba per lembar ini akan menjadi acuan. Dalam sejarahnya 5 tahun terakhir, UNVR hampir selalu membagi lebih dari 94 persen keuntungannya menjadi dividen kecuali pada 2018 sebesar 76,63 persen.
Dividen ini masih akan dikurangi kebijakan dividen interim yang menggunakan laba buku Juni 2021. Kala itu UNVR membayarkan dividen interim Rp 66 per lembar.
BACA JUGA: Centratama (IDX: CENT) Gelar RUPS Bahas Akuisisi Menara, Kejar TOWR-MTEL
Saat laba tertekan penjualan, UNVR juga tercatat mengalami penurunan aset pada 2021. Aset lancar perusahaan turun dari Rp 8,82 triliun menjadi Rp 7,64 triliun. Penurunan terbesar dari aset lancar ini yakni susutnya kas dan setara kas dari Rp 844,07 miliar menjadi RP 325,19 miliar. Lainnya, penurunan piutang usaha pihak ketiga dari Rp 4,97 triliun menjadi Rp 4,13 triliun. Sedangkan pada aset tidak lancar terjadi penurunan aset tetap dan aset hak guna.
Ekuitas UNVR berdasarkan laporan keuangan sebesar Rp 4,32 triliun. Turun dari sebelumnya pada 2020 sebesar Rp 4,93 triliun. Penurunan ini terbesar disumbangkan dari pos saldo laba yang belum dicadangkan yang tersisa Rp 4,13 triliun.
RENCANA UNVR PADA 2022
Sementara itu dalam pernyataan tertulisnya, Unilever menyebutkan sektor yang berhasil tumbuh paling tinggi dalam bisnis perusahaan adalah kategori foods & refreshment. Meski disebut sebagai penopang, sektor itu disebutkan hanya membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 1,4 persen pada 2021 lalu.
“Lonjakan harga bahan baku, penurunan daya beli konsumen akan produk kami, dan waktu transisi untuk kembali ke daya beli sebelum pandemi hanyalah sebagian dari berbagai tantangan yang muncul di tahun 2021. Oleh karena itu kami melihat bahwa capaian Perseroan di tengah berbagai tantangan hebat ini sebagai sesuatu yang membawa optimisme di tahun-tahun mendatang. Perseroan terus menggenjot berbagai produk yang memiliki peluang besar, misalnya dari kategori Foods and Refreshment yang berhasil menopang pertumbuhan Perseroan di tahun ini,” kata Ira Noviarti, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk dalam pernyataan tertulisnya.
Dia menambahkan, pada Kuartal-IV 2021, UNVR meluncurkan sejumlah inovasi untuk memperluas portfolio seperti pada produk Vaseline hingga Dove Baby.
UNVR juga melakukan strategi ulang untuk kemasan dengan menyediakan produk dengan harga yang terjangkau. “2 tahun melewati pandemi bagi perseroan merupakan masa reset dan menyiapkan landasan yang kuat untuk pertumbuhan dan kemenangan jangka panjang,” jelas Ira.
Langkah ini kemudian telah diterjemahkan ke dalam 5 strategi Unilever untuk 2022 seperti memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi yang terdepan untuk menstimulasi konsumsi konsumen, memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan premium segment, memperkuat kepemimpinan di channel utama dan channel masa depan, memimpin di digital & data driven capabilities serta tetap menjadi yang terdepan dalam mewujudkan bisnis yang berkelanjutan.
“Kami optimis bahwa di tahun 2022, seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, semakin besar juga peluang bagi Perseroan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis yang konsisten, kompetitif, menguntungkan, dan bertanggung jawab,” ulasnya. (Ira Guslina)
Pingback: Unilever (IDX: UNVR) Disarankan Delisting Sukarela, Ini Penyebabnya - Tempias.com