Finance

Mengintip Trend Baru Belanja di Toko Kelontong Online Selama Pandemi

Tempias.com, JAKARTA – Pandemi telah mengubah banyak hal dalam masyarakat. Termasuk dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat mulai menggeser cara belanja kebutuhan harian yang semula berbasis luring menjadi serba daring. 

Bila merunut  ke belakang, pandemi Covid-19 di Indonesia pertama tercatat pada 2 Maret 2020. Sejak itu bisnis toko kelontong  menempatkan diri dengan baik di platform online ketika orang-orang dihadapkan pada keterbatasan mobilitas akibat pandemi. 

Berdasarkan riset yang dilakukan tim BukaReview rata-rata pencarian kata kunci produk toko kelontong di Bukalapak selama pandemi meningkat hingga 337 persen berbanding fase sebelum pandemi. BukaReview adalah platform inspirasi gaya hidup dari Bukalapak.

Dengan meneliti lapak yang berjualan di halaman kategori “Food” dan subkategori “Makanan”, “Minuman”, “Cemilan/Snack”, “Dairy Product”, “Bumbu”, dan “Makanan Jadi” di Bukalapak, BukaReview  mencatat terjadi peningkatan rataan nilai belanja di toko kelontong online

“Penelitian ini menggunakan data aktivitas belanja di Bukalapak yang berlangsung pada periode pandemi (2 Maret 2020 sampai 31 Agustus 2021) dan sebelum pandemi (1 September 2018 sampai 1 Maret 2020) serta periode penerapan PPKM Darurat (3 Juli 2021 sampai 23 Agustus 2021) dan sebelum PPKM Darurat (4 Mei 2021 sampai 2 Juli 2021) di Indonesia,” tulis tim BukaReview dalam informasi media yang dikutip, Rabu, 19 Januari 2022. 

Berdasarkan riset, meski nilainya tidak besar seperti harga smartphone atau kendaraan, produk-produk toko kelontong tergolong dalam bentuk pembelian berulang. Peningkatan terbesar rata-rata nilai belanja dialami pada produk makanan dari Rp160 ribu menjadi Rp 324 ribu. Sedangkan peningkatan untuk makanan jadi dari Rp 75 ribu menjadi Rp 215 ribu.

“Berdasarkan data yang dikumpulkan di Bukalapak, rataan nilai belanja di toko kelontong online selama pandemi meningkat 24 persen dibandingkan dengan periode belanja sebelum pandemi.”

 

trend belanja toko kelontong daring
trend belanja toko kelontong daring

 

Masih berdasarkan penelitian, orang Indonesia menghabiskan rata-rata Rp 210 ribu untuk sekali belanja kebutuhan dasar di toko kelontong online pada periode pandemi. Sedangkan sebelum pandedmi, rataan nilai belanja hanya sekitar Rp 159 ribu.

Salah satu yang menjadi pendorong pergeseran gaya belanja masyarakat ini diperkirakan karena adanya kekhawatiran penularan virus dari interaksi dengan orang lain. Dalam riset kepercayaan publik tahun 2021 oleh Edelman, sekitar 75 persen responden di Indonesia menyatakan bahwa mereka takut tertular virus Covid-19.

Meningkatnya nilai belanja di toko kelontong online juga dipengaruhi oleh pemahaman yang lebih baik dari pedagang tentang cara berjualan online serta pergeseran cara belanja pelanggan, dari offline ke online. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah pelapak baru di kategori “Food” di Bukalapak selama periode pandemi.

Faktor lain yang mendorong peningkatan belanja di toko kelontong online adalah prosesnya yang praktis. Toko kelontong online adalah solusi yang ideal dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga di tengah pandemi yang belum usai.

Merujuk jumlah rataan nilai belanja dan total transaksi yang terus meningkat, konsumen juga terindikasi mulai menikmati kemudahan belanja bahan makanan dan minuman secara online

Pilihan produk yang bervariasi dan berkualitas baik, harga yang kompetitif, serta layanan pengantaran yang cepat (pesanan bahkan bisa diantar dalam hitungan jam), menjadi faktor pendukung belanja sembako secara online. Lebih praktis bagi pembeli sekaligus dapat mengurangi potensi kerumunan. (Ahmad Ridwan) 

 

 

 

Redaksi Tempias

Tempias.com, portal berita pasar modal, ekonomi dan gaya hidup kekinian. Kontak kami di: redaksi@tempias.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *