Saham Bank Ganesha (IDX: BGTG) Moncer, GSMF Siap Suntik Rp1,52 Triliun
Tempias.com- JAKARTA- Saham PT Bank Ganesha Tbk (IDX: BGTG) bergerak atraktif di lantai bursa. Dalam dua pekan terakhir, saham BGTG rajin tampil dalam daftar Top 10 saham dengan gainer terbesar dan banyak diperdagangkan.
Merujuk neraca perdagangan satu bulan terakhir harga saham BGTG naik 71,43 persen. Pada penutupan perdagangan Jumat, 23 Juli 2021 saham BGTG berada di harga Rp216 naik dari Rp 126 pada perdagangan 28 Juni 2021. Pada Jumat pekan lalu, saham BGTG diperdagangkan sebanyak 40.466 kali dengan market cap Rp176,86 miliar.
Bank Ganesha adalah perusahaan publik yang bergerak dalam bidang perbankan dan bermarkas di Jakarta, Indonesia. BGTG didirikan pada tahun 1991 dan mulai melantai di bursa pada 2016. Harga saham BGTG pada saat pertama melantai di Bursa 15 Mei 2016 adalah Rp98 per lembar saham.
Baca Juga: BBCA Siapkan IPO Bank Digital, Gandeng Blibli Kembangkan Aplikasi
Moncer di pasar, tidak berbanding lurus dengan kinerja keuangan. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pada 2020 Bank Ganesha mencatatkan penurunan laba dibanding tahun sebelumnya. Nilai total laba bersih perusahaan pada 2020 turun menjadi Rp5,6 miliar dari Rp 13,1 miliar pada Desember 2019.
Mengenai penurunan laba ini, manajemen BGTG menjelaskan bahwa tahun 2020 diharapkan menjadi landasan untuk pertumbuhan yang signifikan. Namun adanya pandemi COVID-19 berdampak pada penurunan bisnis debitur dan menurunnya outstanding kredit. Akibatnya, nilai kredit macet atau NPL pada tahun 2020 mengalami peningkatan.
“Penurunan laba diakibatkan penurunan suku bunga kredit, kenaikan biaya dana pihak ketiga, pembentukan CKPN, dan penurunan outstanding kredit, mengakibatkan rasio NIM menurun dan rasio BOPO masih di atas 90 persen.”
Selain merosot kinerja keuangan, BGTG juga tengah berjuang memenuhi tenggat dari Otoritas Jasa Keuangan untuk menaikkan modal minimum perusahaan menjadi minimal Rp2 Triliun pada akhir tahun. Bila tidak terpenuhi BGTG bisa diturunkan kelasnya menjadi BPR.
Berdasarkan peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum setiap bank harus memiliki modal inti minimal Rp 3 triliun pada akhir 2022. Kebijakan penambahan modal diterapkan untuk memberi ruang ekosistem perbankan agar bisa menyesuaikan diri dengan tren digitalisasi perbankan yang butuh modal besar.
Saat ini berdasarkan laporan tahunan 2020 modal inti atau tier 1 BGTG adalah Rp1,04 triliun. Jumlah ini justru turun dari modal inti 2019 yaitu Rp1,1 triliun. Sedangkan modal pelengkap atau tier 2 perusahaan adalah Rp25,4 miliar.
Terkait penambahan modal inti, BGTG menyatakan berkomitmen untuk memenuhi pemenuhan modal inti sesuai dengan penyampaian Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah disampaikan kepada OJK.
“Saat ini terdapat beberapa opsi yang sedang kami dalami untuk mencari solusi yang terbaik bagi Bank Ganesha. Kami harapkan pelaksanaannya dapat memenuhi tenggang waktu yang telah ditetapkan,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi.

Suntikan Dana GSMF
Saat ini kepemilikan saham BGTG didominasi oleh masyarakat dengan 57,73 persen. Sedangkan pemegang saham mayoritas lainnya adalah PT Equity Development Investment Tbk (IDX: GSMF) dengan 29,86 persen kepemilikan dan UOB Kay Hian Pte Ltd sebanyak 12,42 persen.
Sebagai pemegang saham pengendali, GSMF kini telah mengumumkan akan menyuntikkan dana untuk meningkatkan modal inti BGTG. Melalui keterbukaan informasi yang disampaikan pada BEI akhir pekan lalu, manajemen GSMF menyampaikan akan menggalang dana untuk disuntikkan pada BGTG.
“Perseroan bermaksud meningkatkan investasi pada PT Bank Ganesha Tbk yang saat ini dimiliki perseroan dengan 29,86 persen. Sehubungan dengan hal tersebut perseroan akan melaksanakan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD),” tulis manajemen seperti dikutip Ahad, 25 Juli 2021.
BACA JUGA: Saham BBYB, Menakar Prospek dan Kinerja di Tengah Volatilitas Transaksi
Rencananya, perusahaan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 10,1 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham. Bila merujuk harga saham pada penutupan bursa pekan lalu yaitu Rp152, maka nilainya bisa mencapai Rp1,52 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 135,48 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan.
Pelaksanaan right issue untuk mengumpulkan dana yang akan disuntik pada BGTG ini rencananya akan dimulai setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa yang akan digelar pada 30 Agustus 2021. Apabila rapat tidak menyetujui rencana issue maka rencana GSMF memberi suntikan dana pada BGTG akan ditunda hingga digelarnya RUPS Tahunan selanjutnya.
Pingback: Dikejar Tenggat, Bank Ganesha (IDX: BGTG) Percepat Tambah Modal - Tempias.com