Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Krisna S. menyershkan santunan kecelakaan kerja. Foto/Istimewa TEMPIAS.COM -- Dalam beberapa ...
![]() |
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Krisna S. menyershkan santunan kecelakaan kerja. Foto/Istimewa |
TEMPIAS.COM -- Dalam beberapa bulan terakhir pasar modal Indonesia seperti naik kereta luncur. Setelah indeks harga saham gabungan (IHSG) mencapai rekor tertinggi pada 6.689,28 pada 19 Februari 2018. Pasar terus meluncur turun turun hingga 5.774,72 pada 8 Mei 2018 lalu. Sekarang perlahan naik lagi di atas 6.000
Pertanyaan besar yang muncul kemudian, bagaimana nasib dana jaminan sosial pekerja yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan. Bada publik ini merupakan salah satu investor terbesar dalam menempatkan dananya di pasar modal. Tercatat per 31 Maret 2018 dana pekerja yang dikelola mencapai Rp321,19 Triliun.
Amran Nasution, Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan menyampaikan ditengah kondisi pasar modal yang tidak pasti pihaknya merasa masih mampu mengendalikan situasi. “Di tengah melemahnya kondisi IHSG kami masih dapat tumbuh sebesar 1,23% dari posisi awal tahun 2018. Tentu saja ini didukung oleh pencapaian iuran, dan strategi investasi yang tepat,” ulas Amran melalui keterangan tertulis, Kamis (12/5/2018).
Dia bahkan mengklaim jika tren menguatnya kinerja pasar modal terus terjaga hingga akhir triwulan I/2018, dana yang dihasilkan seharusnya mencapai Rp327 Triliun.
Amran berusaha meyakinkan bahwa strategi yang diterapkan oleh BPJS Ketenagakerjaan untuk menghadapi gejolak pasar modal tepat. Badan melakukan diversifikasi portofolio terutama untuk instrument yang terkena dampak paling minimal atau mendapatkan gain dengan kondisi market seperti saat ini.
“Harapannya Bank Indonesia akan meningkatkan suku bunga acuan, yang akan berdampak positif pada Instrumen Pendapatan Tetap, yaitu Surat Utang dan Deposito, sehingga akan memberikan yield yang lebih menarik. Dan sebagian besar dari portofolio kami, sebesar 71% ditempatkan pada Surat Utang dan Deposito yang mempunyai dampak minimal terhadap gejolak IHSG”, jelas Amran.
Amran menyebutkan posisi 71% tersebut merupakan core portfolio. Dia juga menyatakan akan mengambil kesempatan membeli saham yang jatuh di bawah harga seharusnya dengan strategi building portofolio.
“Kami pasti mempertimbangkan pembelian saham dengan valuasi yang menarik, namun tetap menekankan pada kelayakan fundamental, potensi pertumbuhan jangka panjang dan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan governance”, janji Amran.
Amran menyatakan pasar modal Indonesia di masa lalu juga pernah mengalami gejolak, namun BPJS Ketenagakerjaan dapat menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Kuncinya karena portofolio BPJS Ketenagakerjaan memiliki prospek jangka panjang yang baik. Selain itu juga didukung dengan kondisi fundamental Indonesia yang masih positif, sehingga diharapkan tidak butuh waktu yang lama bagi pasar modal untuk kembali pulih.
“Kondisi market tidak dapat kita duga, tinggal bagaimana investor memanfaatkan momentum. Kami optimis kondisi ini akan membaik, IHSG akan kembali menguat karena kondisi fundamental Indonesia yang masih sangat baik. Marilah kita menjaga dan mendukung percepatan pemulihan pasar modal secara bersama-sama”, pungkas Amran.
COMMENTS